KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN MENGEMBANGKAN
ORANG LAIN
Komunikasi adalah suatu aktivitas utama manusia dalam kehidupan
sehari-hari yang merupaka n modal dan kunci sukses dalam pergaulan dan karir karena komunikasi
sebuah hubungan baik dapat dibangun dan dibina.
Keterampilan komunikasi yaitu utama yang harus dimiliki untuk mampu
membina hubungan yang sehat dimana saja, di lingkungan sosial, sekolah, usaha,
dan perkantoran atau mana saja.
Keterampilan komunikasi sangat di butuhkan untuk mengembangkan usaha dan
menjalin relasi dalam pengembangan dan pemberdayaan diri
Keterampilan komunikasi terbagi 3 macam
1. Komunikasi lisan yaitu kemampuan berbicara
(speaking) hinggan mampu menjelaskan dan mempersentasikan gagasan dengan jelas
di berbagai kalangan
2. Keterampilan komunikasi tulisan yaitu
kemampuan menuliskan secara efektif dalam kontek untuk beragam pembaca dan
tujuan gaya dan pendekatan yang berbeda untuk pembaca dan media yang berbeda,
komunikasi tulisan memerlukan background skill seperti penulis akademis, keahlian
revisi
3. Ketermapilan komunikasi non-verbal yaitu
kemampuan untuk memperkuat ekspresi ide dan konsep melalui penggunaan bahasa
tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah dan nada bicara
Peran seorang Pimpinan dalam
menciptakan generasi penerus, maka pada saat ini telah dikembangkan pengenalan
kompetensi pada para staf/karyawan, baik hardkompetensi maupun soft kompetensi.
Ternyata soft kompetensi ini lebih sulit dalam penerapannya,
dan bagaimana cara membuat pelatihannya. Jika seseorang dinilai masih kurang kemampuan skill dan knowledgenya,
jenis pendidikan yang sesuai sudah banyak dilakukan sejak dulu, walaupun tetap
harus disesuaikan dengan kemajuan zaman. Salah satu dari soft kompetensi
ini adalah kemampuan mengembangkan orang lain.
Kelihatannya sederhana, namun
kemampuan mengembangkan orang lain, diperlukan oleh suatu organisasi agar
organisasi tumbuh dan berkembang, didukung oleh para staf yang handal. Tentu
saja diperlukan seorang Pimpinan yang mampu mengembangkan kemampuan anak
buahnya. Seorang Pemimpin Cabang kelas A misalnya, harus mempunyai kompetensi
mengembangkan orang lain, minimal pada kedalaman 3 (tiga), agar dapat memimpin
para karyawan di Cabang tersebut dan menghasilkan kinerja yang baik.
Kemampuan Mengembangkan Orang Lain (Developing Others)?
Mengembangan Orang
Lain adalah keinginan tulus untuk mendorong proses belajar dan pengembangan
orang lain untuk jangka panjang sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan utama dalam mengembangkan
orang lain ini harus jelas, bukan sekedar pelatihan formal. Hal ini perlu
ditegaskan, khususnya untuk mengembangkan orang lain pada tingkat yang rendah,
yang mungkin bisa rancu dengan kompetensi pengarahan (directiveness)
pada tingkat yang rendah. Yang membedakan kompetensi tersebut adalah intensinya
yang berfokus pada keinginan untuk mengembangkan orang lain.
Pada tahap awal, kemampuan mengembangkan orang lain
dimulai dari berpandangan positif atas potensi orang lain. Pada tahap ini, kita
percaya bahwa pada dasarnya orang lain memiliki keinginan dan kemampuan untuk
belajar dan meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan pada tahap berikutnya,
Pimpinan memberikan instruksi yang lebih rinci, memberi contoh pada pekerjaan
sehari-hari, menjelaskan bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan, memberi saran
yang spesifik dan bermanfaat. Sedangkan seorang Pimpinan Cabang sudah
selayaknya mempunyai kompetensi Mengembangkan Orang Lain pada kedalaman yang
lebih tinggi, yaitu: a) memberi pengarahan dan contoh nyata berikut alasan
sebagai bagian dari pelatihan, b) memberi dukungan atau bantuan praktis untuk
mempermudah bawahan melakukan pekerjaaannya (misalkan menyediakan sumber daya
tambahan yang bersifat sukarela, peralatan, informasi, saran dari tenaga ahli),
c) mengajukan pertanyaan atau melakukan pengujian untuk memastikan apakah orang
lain telah memahami penjelasan dan pengarahan tersebut.
Bagaimana praktek
dilapangan?
Kalau kita melihat di lingkungan
sekitar kita, secara tak langsung kita bisa melihat ada beberapa orang yang
memang berbakat mengembangkan orang lain, dengan gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda. Pengembangan terhadap para staf ini juga akan menghasilkan hasil
yang berbeda, tergantung dari sifat dan kemampuan atasan tersebut. Ada orang
yang sangat berbakat di bidang operasional, dan ada orang yang sangat berbakat
dalam bidang riset. Dari pengalaman mendapat atasan yang berbeda-beda, selain
mendapat kesempatan menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan atasan, saya
bersyukur juga menjadi dipaksa untuk terlatih mengamati orang, menilai karakter
dan kompetensi orang, apakah nantinya seseorang dapat ditugaskan pada bidang
yang sangat spesifik, atau bisa ditugaskan dalam bidang yang lebih general.
Atasan saya pernah mengatakan, kalau kita mempunyai
anak buah, kita harus mempelajari betul karakter anak buah tersebut. Ada orang
yang diberitahu cepat menangkap, ada yang mempunyai inisiatif…namun ada juga
anak buah yang semakin di dorong, malah semakin diam, kata atasan saya seperti
kura-kura….makin di dorong makin kuat cengkeramannya untuk tetap diam…. Sayang
saya tak tahu apa betul kura-kura seperti itu, namun dari pengamatan dan
pengalaman, memang ada orang yang bersifat seperti itu. Justru karena sifat dan
kompetensi yang berbeda ini, bidang HRD sangat menarik, bagaimana bisa
menempatkan orang sesuai kompetensinya.
Pelatihan
dalam pekerjaan sehari-hari sangat penting, karena atasan dapat berinteraksi
langsung dan melihat hasilnya. Pada saat masih karyawan baru, penugasan lebih
sederhana, instruksi lebih rinci, dan dimonitor pada jangka tertentu. Saya dulu
punya atasan, yang suka mempercepat dead line, sehingga kalau
terjadi kekacauan karena pekerjaan anak buah tak sesuai harapan masih ada waktu
untuk membenahi. Staf baru belum mendapat penugasan yang mengandung risiko
tinggi, atau penugasan yang dapat menyebabkan kekacauan pada jangka waktu
penyelesaian tugas. Disadari, mendidik staf baru adalah pekerjaan yang sangat
menantang. Jika telah menjadi senior staf, maka senior staf tadi ikut bertugas
mendidik yunior staf yang baru masuk. Staf senior tak dapat dipindahkan atau
mendapat promosi, jika staf yunior hasil didikannya belum dapat menggantikan
pekerjaannya. Dengan demikian tak hanya Pimpinan unit kerja yang bertanggung
jawab dalam mengembangkan orang lain, namun para staf senior sudah mulai
dilatih untuk berperan serta mengembangkan orang lain, sehingga pada suatu saat
nanti, jika yang bersangkutan telah menjadi Pimpinan unit kerja, akan mempunyai
pengalaman dan kemampuan dalam mengembangkan anak buahnya. Jika rekrutmen
bagus, maka dalam satu bulan, yunior staf sudah mulai bisa diajak bekerja dalam
tim, ikut dalam rapat antar unit kerja, dan dalam tiga bulan mereka mulai dapat
dilepas untuk mewakili unit kerja untuk bidang pekerjaan yang spesifik. Namun
juga perlu diperhatikan bahwa kemampuan masing-masing yunior tidak sama,
sehingga atasan perlu memberikan tugas dan pendekatan yang berbeda bagi setiap
orang. Pelatihan yang diadakan terus menerus, terstruktur sebagaimana pada
butir a diatas, akan menghasilkan seorang staf yang kualified dan sesuai dengan
budaya organisasi yang diharap.Pak Sugito, M.Pd